Hakikat Belajar
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam
diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir,
bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23). Adapun yang dimaksud dengan proses
belajar adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan
kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. (Tilaar, 2002:
128).
belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari
beberapa tahap. Tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
- Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
- Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
- Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).
B.
Tujuan Belajar
Tujuan
belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan
sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh
siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Tujuan
belajar menurut Sukandi (1983: 18) adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan
perbuatan. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan
penghargaan. Sedangkan Surakhmat(1986) mengatakan bahwa tujuan belajar adalah
mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan
sikap dan perbuatan
C.
Ciri-ciri Belajar
kata kunci
dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997)
mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1.
Perubahan
yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar
dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan
2.
Perubahan
yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang
dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah
diperoleh sebelumnya.
3.
Perubahan
yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4.
Perubahan
yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan
menujukkan ke arah kemajuan.
5.
Perubahan
yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang
bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
6.
Perubahan
yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar
cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7.
Perubahan
yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan
yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
8.
Perubahan
perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam
sikap dan keterampilannya.
D. Fungsi belajar
Fungsi-fungsi
belajar yaitu sebagai berikut:
1.
Belajar
sebagai sistem
Belajar sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen
yang terorganisir antara lain tujuan belajar , materi belajar , strategi dan
metode belajar, media belajar/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi
belajar, dan tindak lanjut belajar (remedial dan pengayaan).
2. Belajar
sebagai proses
Belajar sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:
1)
Persiapan, merencanakan program
pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson
plan) dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga,
dan alat evaluasi, buku atau media cetak lainnya.
2)
Melaksanakan kegiatan belajar
dengan mengacu pada persiapan belajar yang telah dibuatnya. Banyak
dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode belajar yang telah
dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru ,
persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
3)
Menindaklanjuti belajar yang
telah dikelolanya. Kegiatan pasca belajar ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),
dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan
belajar.
E.
Jenis -
jenis belajar menurut para ahli
a) Menurut Robert M. Gagne
Manusia
memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu
banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan
tipe belajar:
1)
Belajar
isyarat (signal learning).
Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi
sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam
konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang
memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan
diangkat kemudian diturunkan.
2)
Belajar stimulus respon.
Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu
seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu
yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid
menjawab
3)
Belajar
merantaikan (chaining).
Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam
urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal
membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4)
Belajar
asosiasi verbal (verbal Association).
Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu
kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan
sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja
dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur
dari praktek kayu.
5)
Belajar
membedakan (discrimination).
Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang
mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian
dalam jawaban yang benar. Guru
memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak,
seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6)
Belajar
konsep (concept learning).
Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau
menempatkan obyek-obyek dalam kelompok
tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili
kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek
atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau
konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7)
Belajar dalil (rule learning).
Tipe ini
merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari
penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa
yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman
diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8)
Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan
beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih
tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau
permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut
b) Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De
Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya
adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan.
2. Belajar Kognitif. Tak
dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental.
Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3. Belajar Menghafal.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai
dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu
bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk
belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan}
dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan
untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep. Konsep
atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam
golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah. Belajar
kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual
skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau
lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan
suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir. Dalam
belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi
tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus
dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah
serta metode-metode bekerja tertentu.
c) Menurut UNESCO
UNESCO telah
mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam
kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada
Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga
aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini
dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk
bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan
ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning
to live together. Belajar ini
ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami
orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain
secara harmonis.
4. Learning
to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.
Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan
learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan
kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
Komentar
Posting Komentar