Analisis
Kelayakan Bahasa, Penyajian, dan Kegrafikan pada Buku Teks Bahasa Indonesia
“Cerdas Berbahasa Indonesia “
untuk
SMA/MA Kelas X
Berdasarkan
Teori Badan Standar Nasional Penidikan
Disusun Oleh :
Nama : RIZKA PERMATA SARI
Nim
: 06021181320002
Dosen
Pembimbing : Dra. Zahra
Alwi, M.Pd.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sriwijaya
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan taufik-Nya akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan hasil
analisis Buku Teks Bahasa Indonesia SMA/
MA untuk Kelas X yang berjudul “ Cerdas Berbahasa Indonesia”. Sholawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada
suri teladan bagi umat manusia sepanjang zaman, Nabi besar Muhammad SAW beserta
para sahabat, keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua serta saudara yang terus
memberikan motivasi dan mendukung. Selain itu, terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang telah membimbing semua proses analis dari awal
hingga selesai , teman-teman seperjuangan HMPBSI
2013, kakak tingkat yang telah membantu memberi
refrensi, juga kepada Forum Lingkar Pena
(FLP) Ogan Ilir dan Komunitas Sastra
Unsri (KOSASI) yang telah mengajarkan penulis menulis ilmiah dengan baik , dan
BEM FKIP UNSRI yang telah memberikan pinjaman buku Teks untuk dianalisis , serta semua pihak terkait yang
telah membantu yang tentu penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu. Semoga apa yang telah kalian
berikan kepada penulis mendapat
balasan dari ALLAH SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan hasil analisis
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
dalam rangka penyempurnaan hasil
analisis ini. Akhir
kata, semoga hasil analisis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Indralaya, 19 November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
IDENTITAS BUKU
TEKS..................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan
Masalah...............................................................................
1.4 Manfaat
Penelitian..........................................................................
BAB II. PEMBATASAN TEORI
2.1 Dasar
Pemikiran................................................................................ ..
2.2 Aspek Penilaian
Kelayakan Buku Teks............................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode
Penelitian...........................................................................
3.2. Sumber Data ..................................................................................
3.3.Teknik Pengumpulan
Data...............................................................
3.4 Teknik Pengumpulan
Data..............................................................
3.4.1
Analisis Data..........................................................................
3.4.2
Kriteria dan
penilaian..............................................................
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Kelayakan
Bahasa..............................................................................
4.1.1 Analisis kelayakan bahasa pada bab pertama.......................
4.1.2 Analisis kelayakan bahasa pada bab Kedua.........................
4.1.3 Analisis kelayakan bahasa pada bab Ketiga.........................
4.1.4 Analisis kelayakan bahasa pada bab Keempat.....................
4.2 Kelayakan
Penyajian......................................................................
4.3 Kelayakan
kegrafikan......................................................................
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................... .........................................................................
5.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................
........................................................
BIODATA PENULIS..............................
........................................................
|
I
ii
iii
iv
1
2
2
2
3
3
14
14
14
14
15
16
18
18
22
25
28
32
40
42
42
43
44
|
iii
IDENTITAS BUKU
Judul
Buku : Cerdas Bebahasa
Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
Berdasarkan
Kurikulum 2013
Penyusun :
Engkos Kosasih
Proofreader : Dr. Endry Boeriswati, M.Pd
Editor :
M. Baihaqi
Desainer Sampul :
Achmad Taupik
Tata Letak :
Tim Setter SMP/A/K
Penerbit dan
Layout : Penerbit Erlangga
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Untuk memenuhi standar kualitas
pendidikan, banyak bermunculan media-media pembelajaran yang dapat menunjang
hasil proses pendidikan yang bermutu, baik itu sarana maupun prasarana. Pada
setiap mata pelajaran yang disajikan pasti membutuhkan bahan ajar berupa buku
teks. Buku teks ini berfungsi sebagai sarana pelaksana kurikulum yang
menyajikan sumber ajaran yang bervariasi dan sistematis, mencerminkan suatu
sudut pandang tertentu tentang mata pelajaran yang diajarkan, serta menyajikan
masalah yang kaya dan serasi. Perlunya analisis buku mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia adalah sebagai cara mengetahui kelayakan suatu bahan ajar,
sebagai masukan yang membangun, serta sebagai penguatan terhadap bahan ajar
tersebut. Selain itu, analisis ini diakukan sebagai sarana untuk mengetahui
kualitas suatu bahan ajar.
Salah satu ciri guru yang
profesional yaitu tidak asal memilih buku teks. Guru tersebut membutuhkan
kepastian bahwa buku teks yang digunakannya apakah sesuai untuk mencapai tujuan
pengajaran, relevan dengan kurikulum, metode sesuai dengan materi yang
diajarkan, dan media yang ditawarkan sesuai dan menunjang proses pembelajaran.
Yang pasti adalah telaah ini hadir untuk menjawab pertanyaan itu.
Dalam hal ini, penganalisis
akan menelaah kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan buku teks “ cerdas
berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X “ yang disusun oleh Engkos Kosasih
yang digunakan di SMA N 1 Martapura .
Penganalisis akan menelaah dengan menggunakan teori kelayakan buku teks menurut teori Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
1.2
Perumusan Masalah
a.
Bagaimana standar
kelayakan buku teks menurut teori BSNP ?
b.
Apakah bahasa ,
penyajian, dan kegrafikan dalam buku teks tulisan Engkos Kosasih yang berjudul
“Cerdas Berbahasa Indonesia” layak digunakan di kelas X SMA/sederajat?
1.3
Tujuan penelitian
a.
Untuk mengetahui bagaimana standar kelayakan buku teks
menurut teori BSNP ?
b.
Untuk mengetahui
apakah bahasa , penyajian, dan kegrafikan dalam buku teks tulisan Engkos
Kosasih yang berjudul “Cerdas Berbahasa Indonesia” layak digunakan di kelas X
SMA/sederajat?
1.4
Manfaat penelitian
a.
Menginformasikan
hasil penelitian atau penganalisan.
b.
Memberikan
pertimbangan tentang kelayakan isi buku teks.
c.
Merekomendasi
atau menolak pemakaian buku teks.
BAB II
PEMBATASAN TEORI
Teori Badan
Standar Nasional Pendidikan
2.1 Dasar
Pemikiran
1.
Buku teks pelajaran memiliki peran penting dalam
sistem pendidikan nasional, karena buku tersebut merupakan salah satu komponen
dalam proses pembelajaran.
2.
Dengan buku teks yang baik, yang isinya mencakup semua
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai tuntutan standar isi,
penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka
diharapkan proses belajar pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).
2.2 Aspek
Penilaian kelayakan Buku Teks
BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa kriteria kualitas buku teks
pelajaran Bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kelayakan, yang meliputi empat komponen
yaitu:
A. Kelayakan isi
Kelayakan isi
dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku teks bahasa Indonesia meliputi
beberapa komponen yaitu:
1.
Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
Buku teks
pelajaran bahasa Indonesia yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung
tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) dari mata
pelajaran tersebut. Materi yang disajikan mencakup
semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD). Materi yang disajikan juga mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian
semua Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi yang disajikan mulai dari
pengenalan konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan,
sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta
didik dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD).
SK dan KD
merupakan tolok ukur pedoman dalam pembelajaran dan merupakan tujuan
ketercapaian pembelajaran. Uraian materi yang ada di dalam buku secara implisit
memuat materi yang mendukung tercapainya minimum SK-KD yang lengkap dengan
ketentuan sebagai berikut:
• 40 ≤ KD ≤ 60, masuk
kedalam kategori sangat baik
• 21 ≤ KD ≤ 40, masuk kedalam
kategori baik
• KD ≤ 20, masuk kedalam
kategori cukup baik
• Dan jika tidak memenuhi
ketentuan di atas masuk kedalam kategori kurang baik.
SK dan KD tidak
dituliskan secara eksplisit (gamblang) di dalam buku teks, namun ditulis secara
implisit. Misalnya:
Dalam Buku
“Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas IX” terbitan Ganeca.
SK:
Membaca: Memahami ragam wacana tulis dengan membaca
intensif dan membaca memindai
KD:
1.
Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui
kegiatan membaca intensif
2.
Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku
melalui kegiatan membaca memindai.
Penulisan SK dan
KD dalam buku ini ditulis secara eksplisit dengan hanya menuliskan
subjudul “membaca memindai dari indeks ke buku”. Kedalaman materi merupakan
uraian materi yang mendukung tercapainya minimum KD yang sesuai dengan
tingkat pendidikan peserta didik.
Sedangkan
keluasan materi berkenaan denagn materi yang disajikan harus mencerminkan
jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan
tingkat pendidikan peserta didik.
2.
Kesesuaian materi dengan kurikulum
Buku teks bahasa
Indonesia yang memenuhi syarat kriteria kelayakan berdasar BSNP haruslah
sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2006/KTSP). Kurikulum merupakan
suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu
rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Kurikulum yang
berlaku untuk bahasa Indonesia 2006 mencakup ketrampilan berbahasa, kebahasaan,
dan kesastraan. Aspek keterampilan kebahasaan meliputi:
a. Mendengarkan
b.
Berbicara
c. Membaca
d.
Menulis
Aspek kebahasaan meliputi:
a.
Fonologi
b.
Morfologi
c.
Sintaksis
d. Semantik
Sedangkan aspek kemampuan
kesastraan meliputi:
a. Sejarahsastra
b. Teorisastra
c.
Kritik sastra
3.
Keakuratan
materi
Keakuratan materi dalam
kriteria kualitas BTBI menurut BSNP meliputi keakuratan wacana, diagram,
gambar, contoh, konsep maupun teori. Materi yang disajikan dalam BTBI
harus sesuai dengan kenyataan tidak dibuat-buat dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya
sumber yang jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Untuk keakuatan
konsep dan teori tercermin dari kesesuaian teori dengan konsep yang disajikan
dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD) . Selain itu keakuratan teori dan konsep
itu terlihat juga dalam penggunaan yang tepat sesuai dengan fenomena yang
dibahas dan tidak menimbulkan keambiguan.
4.
Kemutakhiran
materi
Materi dalam BTBI haruslah mutakhir, mengikuti kurikulum yang berlaku. Hal ini berarti materi ataupun contoh yang disajikan
haruslah up to date.
Gambar, diagram
dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan/
perbandingan dengan perangkat yang telah ada sebelumnya. Contoh dan kasus yang
disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia. Misalnya : wacana
Tsunami tidak mutakhir digunakan untuk materi tahun 2011, karena Tsunami
terjadi pada tahun 2004.
5.
Mendorong
keingintahuan
Materi yang baik harus dapat
menumbuhkan keingintahuan serta kreatifitas siswa sehingga merangsang,
memantapkan, menantang dan menggiatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat terlihat
dari metode dalam pemilihan judul semenarik mungkin sehingga dapat mendorong
keingintahuan siswa. Contoh pemilihan judul wacana “ Kasiat Biji Jarak”
6.
Substansi
keilmuan dan life skill
Substansi keilmuan dalam
BTBI meliputi kebahasaan dan kesastraan, kedua subtansi ini harus ada dalam
materi BTBI baik SMP maupun SMA. Sedangkan pemilihan materi, contoh,
permaslahan dalam isi dapat meningkatkan kemampuan life skill siswa
sehingga dapat digunakan di dalam kehidupan bermasyarakat.
7.
Pengayaan
Isi BTBI selain termuat
dalam SK dan KD juga harus dapat memperkaya ilmu pengetahuan siswa baik dalam
bidang akademik maupun nonakademik yang mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran
8.
Keberagaman nilai
Kelayakan isi
juga dilihat dari keberagaman nilai-nilai maupun norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Buku teks yang baik tidak memberikan uraian-uraian yang menjurus
kepada penggoyahan nilai-nilai yang berlaku.
B. Kelayakan Bahasa
1)
Lugas
Bahasa yang
digunakan dalam BTBI haruslah lugas(apa adanya), tidak berbelit-belit, hanya
mencantumkan penjabaran materi yang pokok, penting, dan yang perlu saja.
Misalnya yang berkenaan dengan :
a.
ketepatan struktur kalimat,
kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi
yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia.
b. keefektifan kalimat
Kalimat yang dipakai sederhana
dan langsung ke sasaran.
c. kebakuan istilah
Istilah yang digunakan sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan istilah teknis yang telah baku
digunakan dalam TIK. Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan
penjelasannya pada glosarium.
2)
Komunikatif
BTBI yang memenuhi kelayakan yaitu yang menggunakan
bahasa yang komunikatif, sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh
siswa. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim
dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia.
3)
Diaologis dan
interaktif
BTBI yang baik mengunakan bahasa yang dapat memotivasi
siswa, bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik
membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara
tuntas.selain itu buku teks juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis,
bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu
hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber
informasi lain.
4)
Kesesuaian
dengan perkembangan peserta didik
BTBI harus sesuaian dengan tingkat perkembangan
intelektual peserta didik, Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep
harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Kesesuaian
dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik juga merupakan hal yang
perlu diperhatikan ddalam BTBI, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
kematangan emosional peserta didik.
5)
Kesesuaian
dengan kaidah bahasa Indonesia
Dalam penulisan Buku teks terutama BTBI haruslah
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia baik dan benar, sesuai dengan pedoman
ejaan yang disempurnakan, dan KBBI.
6)
Penggunaan
istilah, simbol, dan ikon
Dalam BTBI Penggunaan istilah dan penggambaran simbol
atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam
buku konsisten.
C.
Kelayakan Penyajian
1)
Teknik penyajian
Teknik penyajian merupakan faktor penentu kualitas suatu
Buku teks. Teknik penyajian dalam BTBI meliputi:
a) Konsistensi
sistematika sajian dalam bab
konsistensi sistematika penyajian dalam setiap bab,
yakni harus memiliki pendahuluan, isi dan penutup.
b) Keruntutan
konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian BTBI berhubungan
dengan penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar,
dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman
materi pada bagian selanjutnya. Contohnya :
Dari materi tentang membaca karya satra tentu lebih
mudah dari pada membuat salah satu karya sastra.
2)
Pendukung penyajian
Pendukung
penyajian dari BTBI berhubungan dengan penyajian yang dapat memotivasi pembaca
khususnya siswa dalam membaca suatu BTBI baik SMP maupun SMA.
Pendukung penyajian, meliputi:
a) Pembangkit
motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi dalam penyajian BTBI dapat berupa
uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab
tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar. Dengan adanya ini maka
siswa akan termotifasi dalam mempelajari dari bab perbab.
Contoh : Pada BTBI “kreatif Berbahasa dan Bersastra
Indonesia” untuk SMP kelas IX yang ditulis oleh Wahono, M.Pd. dan Drs.
Rusmiyanto terbitan Ganeca pada unit 1, disebutkan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai dalam unit 1 adalah (1) mencatat hal-hal penting dalam dialog
acara tv/radio; (2) membaca memindai dari indeks ke buku; (3) mengkritik dan memuji
suatu produk; (4) menulis iklan baris; (5) menceritakan isi cerpen.
b) Contoh-contoh
soal dalam tiap bab
contoh-contoh
soal dalam BTBI SMP dan SMA berfungsi untuk membantu menguatkan pemahaman
konsep yang ada dalam materi bagi
pembaca khususnya siswa. Setiap contoh yang ditulis perlu dilengkapi
dengan bukti . contohnya pada materi tentang pidato.
c) Kata-kata kunci baru pada setiap awal bab
Kata-kata
kunci baru yang terkait dari setiap bab perlu disebutkan pada awal bab, agar
membantu pemahaman serta pemfokusan siswa.
Contoh:
Pada BTBI “kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia” untuk SMP kelas IX yang
ditulis oleh Wahono, M.Pd. dan Drs. Rusmiyanto terbitan Ganeca pada unit 1,
disebutkan kata kunci seperti reporter, dialog, mengkritik, indeks, dan
sebagainya.
d) Soal
latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI
diperlukan agar dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep
yang berkaitan dengan materi dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada
setiap akhir bab.
e) Pengantar
Pengantar pada sebuah BTBI berisi tujuan penulisan
buku teks pelajaran bahasa Indonesia, sistematika buku, cara pengajaran
termasuk materi apa saja yang harus diberikan ke peserta didik untuk satuan
masa pengajaran atau satu semester tertentu, cara belajar
yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta
didik, yang ditulis pada awal BTBI.
f) Glosarium
Glosarium
yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks
untuk memudahkan pencarian kata yang mungkin belum diketahui artinya oleh
pembaca. Glosarium sangat penting bagi pembaca (siswa), karena dapat membantu
siswa bila menemukan kata-kata yang asing, serta memperkaya pengetahuan siswa
akan kosa kata.
g) Daftar
indeks(subyek)
Daftar
indeks adalah daftar kata penting atau indeks dari kata-kata yang dimuat dan
digunakan dalam buku teks yang dibuat dan dilengkapi dengan nomor halaman.
Indeks disusun secara alfabetis dan tereletak pada bagian akhir buku. Daftar
indeks membantu pembaca dalam mencari informasi dari istilah yang terdapat
dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera di belakang istilah.
h) Daftar
pustaka
Kehadiran
daftar pustaka dalam setiap buku teks atau buku pelajaran sangat penting.
Daftar pustaka ini untuk menunjukkan sumber-sumber rujukkan dari materi-materi
yang ada dalam buku teks tersebut. Daftar pustaka disusun dengan format nama
pengarang (disusun terbalik), tahun terbit buku, judul buku (dicetak miring),
kota terbit, dan nama penerbit, nama serta lokasi situs internet serta tanggal
akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs).
i)
Lampiran
Lampiran
pada BTBI memuat beberapa daftar sumber bahan yang ada dalam buku
yang dibutuhkan dalam memahami materi yang disajikan dalam buku teks.
Lampiran ini bersifat sebagai tambahan, biasanya Lampiran memuat informasi atau
bahan pendukung, antara lain data dan program yang diujicobakan dalam buku dan
bahan latihan lanjut. Lampiran bisa disimpandalam CD ataudapatdiakseslewat
internet.
3) Penyajianpembelajaran
Penyajian dalam sebuah BTBI untuk SMP dan SMA harus
bersifat interaktif dan partisipatif yaitu ada bagian yang mengajak pembaca
untuk berpartisipasi, misalnya dengan mengajak peserta mencoba latihan dengan
membuat suatu teks pidato. Penyajian dalam sebuah BTBI juga berkaitan dengan metode dan pendekatan penyajian
yang biasanya diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen, dan pada akhir setiap bab minimum memuat
materi/latihan yang dapat dipraktekkan oleh peserta didik.
4) Koherensi
dan keruntutan alur pikir
Koherensi dankeruntutan alur pikir dalam sebuah BTBI
berhubungan dengan penyampaian pesan antara sub bab dengan bab lain, antara
subbab dengan subbab atau antaralinea, dalam suatu subbab yang berdekatan
mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sebuah BTBI. Selain itu pesan atau
materi yang disajikan dalam satu bab, subbab, alinea harus mencerminkan
kesatuan tema sehingga dapat menumbuhkan keutuhan makna.
D.
Kegrafikan
1)
Ukuran format buku
Penggunanan
format yang terstandar suatu BTBI, biasanya menggunakan ukuran format buku
dengan font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding
dengannya untuk jenis font lain, kecuali judul maka disesuaikan dengan
kebutuhan.
2) Desain bagian kulit
Desain kulit BTBI harus menarik, sederhana dan ilustratrif. Baik dari pemilihan font,
warna, dan ilustrasi. Hal ini juga merupakan faktor penentu kualitas BTBI
yang baik.
3) Desain bagian isi
Desain isi pada BTBI harus mudah dibaca dan mendukung materi. Inidilihat dari jenis font,
ukuran font, warna font, bentukparagraf, ilustrasi, dan ilustrasigambar.
4) Kualitaskertas
Kualitaskertassebuah
BTBI untuk SMP dan SMA harus yang kuat dan berkualitas.
Misalnyamenggunakankertas Power Mac G4.
5) Kualitascetakan
Kualitas cetakan
BTBI yang baik yaitu kualitas cetakan yang bersih, jelas dan kontras. Baik
putih, hitam, maupun warna-warna yang lain.
6)
Kualitas jilidan
Kualitas
penjilidan BTBI untuk SMA dan SMP harus menggunakan kualitas penjilidan yang
baik dan kuat, agar tidak mudah rusak(terlipat atau sobek).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskritif bertujuan untuk
memberikan gambaran sekaligus menginfornasikan kelayakan bahasa dalam buku teks
“Cerdas Berbahasa Indonesia” untuk kelas X SMA/sederajat.
3.2
Sumber Data
Sumber data dalam
penelitian ini adalah buku teks “Cerdas Berbahasa Indonesia” untuk kelas X
SMA/sederajat yang baru diterbitkan oleh Penerbit Erlangga berdasarkan
kurikulum 2013.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Arikunto (2002:26) “Teknik
dokumentasi adalah teknik yang dilakukan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasastri, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya (dalam hal ini adalah buku teks kelas X SMA/serderajat).
Penganalisisan dilakukan dengan mengkaji penggunaan kelayakan bahasa Indonesia pada buku teks
yang diteliti. Pengkajian dilakukan dengan berpedoman pada teori BSNP tepatnya
pada poin kelayakan bahasa yang juga berdasarkan kaidah-kaidah penggunaan
bahasa Indonesia.
3.4
Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis data
Penganalisisan data berdasarkan penggunaan bahasa
meliputi kelugasan, komunikatif, dialogsis dan interaktif, kesesuaian dengan
perkembangan peserta didik, kesesuaian kaidah bahasa Indonesia, dan penggunaan
istilah, simbol, dan ikon.
a. Analisis
kelugasan bahasa dilakukan dengan melihat:
·
Ketepatan
struktur kalimat.
kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi
yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia.
·
keefektifan kalimat.
Kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran.
·
kebakuan istilah
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan istilah teknis yang telah baku digunakan dalam TIK.
Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada
glosarium.
b. Analisis
terhadap bahasa komunikatif meliputipenyampaian pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan
lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia.
c. Analisis
dialogis dilakukan dalam mengkaji bahasa yang digunakan untuk membangkitkan rasa senang ketika peserta didik
membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas.
Selain itu, buku teks juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, bahasa
yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal
lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber
informasi lain.
d. Analisis
kesesuaian bahasa buku teks dengan perkembangan peserta didik.
e. Analisis
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia dilakukan dengan memperhatikan kaidah bahasa Indonesia baik dan benar,
sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan, dan KBBI.
f. Analisis
penggunaan istilah, simbol, dan ikon berdasarkan pada penggunaan istilah dan penggambaran simbol atau ikon
yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam buku
konsisten.
3.4.2
Kriteria dan penilaian
Untuk
memperoleh hasil penganalisisan, digunakanlah penilaian secara sederhana, yaitu
dengan menghitung nilai rata-rata berdasarkan presentase per-bab. Penilaian
tersebut menggunakangradasi penilaian:
Tabel III.1
Gradasi penilaian perbab
No.
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1
|
Sangat Layak (SL)
|
5
|
2
|
Layak (L)
|
4
|
3
|
Ragu-ragu (RR)
|
3
|
4
|
Tidak Layak (TL)
|
2
|
5
|
Sangat Tidak Layak (STL)
|
1
|
Setelah
menilai dengan pedoman gradasi di atas, kemudian mempresentasekannya
menggunakan rumus sederhana (determinan):
Jumlah skor
(bab) x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)
Selanjutnya
penilaian secara keseluruhan, dengan mempresentasekan gabunganpenilaian
rata-rata per-bab. Berdasarkan hasil penialan secara keseluruhan tersebut,
digunakanlah pedoman pemberian interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono,
2012:250)
Tabel III.2
Pedoman Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien (100%)
|
Tingkat
Hubungan
|
0 – 19
|
Sangat Tidak
Layak
|
20 – 39
|
Tidak Layak
|
40 – 59
|
Cukup Layak
|
60 – 79
|
Layak
|
80 – 100
|
Sangat Layak
|
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kelayakan Bahasa
Buku teks yang disajikan untuk pembelajaran di sekolah
dengan judul “Cerdas Berbahasa Indonesia” ini memiliki delapan bab, empat bab
untuk semeter pertama dan empat bab lainnya untuk semester kedua. Pada
pembahasan ini, peneliti memaparkan empat bab untuk semester pertama.
4.1.1
Analisis kelayakan bahasa pada bab pertama
Pada bab pertama membahas materi tentang memahami
anekdot dan mengkaitkannya dengan kesadaran sosial. Penilaian kelayakan
kebahasaan dilakukan dengan menilai:
a.
Kelugasan Bahasa
Secara keseluruhan penyampaian materi sudah cukup
baik, namun penulis memaparkan bab pertama ini langsung menggunakan pendahuluan
kasus yang terjadi saat ini, hal tersebut tidak dilanjutkan dengan pendahuluan
yang memuat pengertian anekdot. Hal ini akan berpengaruh kepada pemahaman
siswa. Siswa akan kebingungan ketika mendefinisikan pengertian anekdot.
b.
Kekomunikatifan
Bahasa
Kekomunikatifan bahasa tampak baik pada bab ini.
Penggunaan kalimat perintah “Perhatikanlah” dan kalimat sapaan kepada pembaca
“Anda” merupakan salah satu kata-kata komikasi yang dapat diterapkan dalam buku
teks sebagai jalinan antara penulis dengan pembaca. Penggunaan kata-kata
demikian juga akan memudahkan pembaca atau siswa bersahabat dengan buku
sehingga mudah untuk memahami isi daripada buku teks.
c.
Diaologis dan
interaktif
Pada awal bab, penulis membukanya dengan pendahuluan
luas. Lalu mengerucut pada pertanyaan-pertanyaan atau rumusan masalah yang
dilatarbelakangi oleh pendahuluan tersebut dan akan dibahas berdasarkan rumusan
masalah. Rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang dihadirkan menggunakan
bahasa yang berbau dialogis. Dapat dilihat pada halaman 5 bab pertama, penulis
banyak menggunakan kata atau kalimat tanya. Misalnya “bagaimana bentuk anekdot
itu?” dan “apakah tiap teks pendek itu anekdot?”. Berdasarkan itu pula, penulis
berusaha untuk akrab dengan pembacanya yang diungkapkan dengan kalimat dialogis
dan bersifat interaktif. Untuk ini, dapat dikatakan bahasa dialogis dan
interaktif pada bab ini sudah baik.
d.
Kesesuaian
dengan perkembangan peserta didik
Kecerdasan emosional siswa harus dapat juga diimbangai
dengan buku teks bahasa Indonesia yang mampu mengimbanginya. Dalam buku ini,
terkadang pembaca harus lebih fokus dan berkonsentrasi dalam membacanya, karena
bahasa yang digunakan sudah bukan bahasa yang seperti sering ditemukan pada
buku-buku teks sebelumnya.
Pengembangan kecerdasan emosional siswa dahulu dengan
sekarang sedikit banyaknya sudah berbeda. Demikian juga pada buku teks, dengan
mengikuti perkembangan kecerdasan emosional siswa zaman sekarang yang berpedoman
juga pada kurikulum 2013 (modern), maka buku teks pun harus berkembang. Pada
bab pertama buku teks ini, dapat dikatakan baik karena bahasa yang digunakan
sudah mengikuti perkembangan dan kecerdasan emosional siswa pembaca.
e.
Kesesuaian
dengan kaidah bahasa Indonesia
Diluar konteks penilaian dialogis dan kekomunikatifan
bahasa buku, yang seharusnya tetap berpedoman pada KBBI dan EYD yang telah
ditetapkan. Pada bab pertama ini,
terdapat beberapa kesalahan penyajian bahasa, diantaranya penggunaan kata atau
bahasa tidak baku, yaitu terdapat pada halaman 5 bab pertama, seperti kata “makin” dan “tiap”.
f.
Penggunaan
istilah, simbol, dan ikon
Pada bab pertama ini terdapat istilah umum yang
digunakan, seperti pada halaman 6, terdapat istilah umum “sufi legendaris”. Selanjutnya
untuk simbol dan ikon tidak terdapat, hanya saja penulis menyajikan gambar foto
dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang memuat suatu pesan atau penggambaran suatu
materi. Contohnya seperti pada halaman ke-5, ke-6, ke-8 dan sebagainya.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa
pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan
penilaian sederhana:
Tabel IV.1.1
Penilaian Sederhana Bab I
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1.
|
Kelugasan Bahasa
|
|
|
P
|
|
|
3
|
2.
|
Kekomunikatifan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
3.
|
Diaologis dan interaktif
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4.
|
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
|
|
P
|
|
|
|
4
|
5.
|
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
|
|
|
P
|
|
|
3
|
6.
|
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
|
P
|
|
|
|
|
5
|
Jumlah
|
25
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor
(bab) x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)
= 25 x 100%
30
= 83,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada
nilai presentase: 83,3%
4.1.2
Analisis kelayakan bahasa pada bab kedua
Pada bab kedua membahas materi tentang mengkreasikan
anekdot tentang isu publik. Penilaian kelayakan kebahasaan dilakukan dengan
menilai:
a.
Kelugasan Bahasa
Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya.
Kelugasan pada bab ini berada sedikit di atas bab pertama, tampaknya penulis
membahas bab kedua dengan lugas dan padat serta berstrukur dengan baik. Hal
seperti ini dapat memudahkan pembaca dalam memahaminya, dan berdasarkan hal itu
juga apresiasi kelugasan bahasa dapat disandang baik untuk bab ini.
b.
Kekomunikatifan
Bahasa
Penyampaian materi atau bahan ajar, disampaikan dengan
bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami pembaca. Pembaca memperoleh
pemahaman tentang materi ajar dalam buku dengan mudah dipahami, karena
bahasa-bahasa penulis cukup komunikatif dan lazim digunakan. Untuk itu,
kelayakan bahasa komunikatif dipredikat baik
pada bab ini.
c. Diaologis dan interaktif
Ketika kita mulai membaca buku ini terutama pada bab kedua, kita merasa
sedang berinteraksi atau berdialog dengan penulis. Penyampaian materi dengan
bahasa dialogis dan interaktif semacam ini akan menunjang tingkat pemahaman
pembaca terhadap materi ajar yang ditulis. Untuk itu, kelayakan bahasa dialogis
dan interaktif didapat nilai baik pada bab ini.
d. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Penyajian bahasa yang disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, pada
bab ini sama dengan bab sebelumnya. Kekhasan bahasa yang yang digunakan dalam
buku ini, menggunakan bahasa modern. Oleh karena itu, pembaca yang dalam hal
ini adalah siswa harus benar-benar fokus untuk memahaminya.
e. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Analisis penyajian bahasa dalam kesesuaiannya dengan kaidah bahasa Indonesia
pada buku ini, dapat dikatakan bahwa sudah bisa dibilang baik. Dari segi
penulisan; bahasa baku, struktur teks, dan kaidah-kaidah lain dalam bahasa
Indonesia sudah ditaati dalam penulisannya.
f. Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Penggunaan istilah umum pada bab ini, seperti pada
halaman 28, terdapat istilah umum “otoriter”
dan “rezim totalitarian”. Selanjutnya untuk simbol dan ikon tidak terdapat,
hanya saja penulis menyajikan gambar foto dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang
memuat suatu pesan atau penggambaran suatu materi. Contohnya seperti pada
halaman ke-28, ke-30, ke-31 dan sebagainya. Hal-hal yang demikian akan menambah
kekayaan kosa kata dan penalaran yang baik untuk pembaca atau siswa.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa
pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan
penilaian sederhana:
Tabel IV.2
Penilaian Sederhana Bab II
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1.
|
Kelugasan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
2.
|
Kekomunikatifan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
3.
|
Diaologis dan interaktif
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4.
|
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
|
|
|
P
|
|
|
3
|
5.
|
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
|
P
|
|
|
|
|
5
|
6.
|
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
|
P
|
|
|
|
|
5
|
Jumlah
|
28
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor
(bab) x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)
= 28 x 100%
30
= 93,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab kedua ini berada pada
presentase: 93,3%
4.1.3
Analisis kelayakan bahasa pada bab ketiga
Penganalisisan kelayakan kebahasaan pada bab ketiga
dengan judul laporan observasi tentang kegiatan lingkungan sekitar. Analisis
dilakukan dengan menilai kelayakan kebahasaan meliputi:
a.
Kelugasan Bahasa
Pada bab ketiga ini, kelugasan bahasa dapat dikatakan
sama dengan bab sebelumnya. Pembahasan secara padat, tidak bertele-tele, dan
langsung pada pembahasan materi ajar. Hal ini dapat membuat pemahaman pembaca
dengan baik.
b.
Kekomunikatifan
Bahasa
Penulisan bahasa yang komunikatif, membuat pembaca
merasa cepat memahami isi daripada materi ajar. Hal itulah yang tampak pada bab
ini. Kekomunikatifan bahasa pada bab ini, dapat dikatakan baik.
c.
Dialogis dan
interaktif
Bahasa penyajian pada buku ini (bab ketiga)
menggunakan bahasa dialogis dan interaktif. Penulis menjelaskan materi ajar ala
bahasa lisan, ini terbukti pada beberapa halaman yang menggunakan bahasa
dialogis atau interaktif seperti bahasa lisan, misalnya pada halaman ke-47
terdapat kata “mari kita pelajari bersama-sama” dan pada halaman ke-29 terdapat
kata “, bukan?”. Kata-kata seperti itu tampaknya cara dialogis atau interaktif
penulis kepada pembaca. Hal tersebut, membuat penilaian indikator ini berada
pada tingkat layak.
d. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Kembali lagi, untuk kesesuaian bahasa buku dengan perkembangan peserta
didik agaknya sedikit kurang bersahabat. Bahasa buku menggunakan bahasa yang
padat, lugas, dan pokok, tanpa mengambil inisiatif untuk menjelaskan lebih dalam
lagi. Oleh karena itu, pembca dalam hal ini adalah siswa harus ekstra fokus
untuk memahaminya dari segi bahasa mereka. Hal ini disebabkan tidak semua siswa
mampu menangkap bahasa buku yang demikian. Oleh karena itu, indikator penilaian
ini berada pada poin ragu-ragu.
e. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Setelah ditelaah, penulisan buku ini terutama pada bab ketiga sudah
memenihi kaidah penulisan bahasa Indonesia.
f. Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Pada bab ini, tidak terdapat istilah umum atau istilah
khusus yang digunakan. Sedangkan simbol atau ikon-ikon disajikan pada bab ini,
misalnya pada halaman 58 dan halaman 61. Penyajian yang demikian, dapat
menambah penilaian indikator ini.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa
pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitungdengan rumus
sederhana:
Tabel IV.3
Penilaian Sederhana Bab III
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1.
|
Kelugasan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
2.
|
Kekomunikatifan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
3.
|
Diaologis dan interaktif
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4.
|
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
|
|
|
P
|
|
|
3
|
5.
|
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
|
P
|
|
|
|
|
5
|
6.
|
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
|
|
P
|
|
|
|
4
|
Jumlah
|
27
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor
(bab) x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)
= 27 x 100%
30
= 90%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada
nilai presentase: 90%
4.1.4
Analisis kelayakan bahasa pada bab keempat
Penganalisisan kelayakan bahasa pada bab keempat
dengan judul bab menulis laporan hasil observasi seputar persoalan
sosial-budaya. Penilaian tersebut dirincikan pada indikator-indikator:
a.
Kelugasan Bahasa
Setelah dianalisis, dapat dikatakan bahwa penggunaan
bahasa disajikan dengan padat dan lugas. Sehingga pengembangan dan pemahaman
siswa terhadap materi ajar tidak jauh dari tujuan pembelajaran melainkan
langsung memahami materi ajar. Untuk itu, kelugasan bahasa pada bab ini berada
pada gradasi baik.
b.
Kekomunikatifan
Bahasa
Sama dengan bab-bab sebelumnya, penggunaan bahasa yang
komunikatif terdapat baik pada buku ini begitu pula pada bab keempat ini.
Gradasi penilaiannya berada pada posisi baik.
c.
Dialogis dan
interaktif
Bahasa santai penulis seperti bahasa yang mengajak berdialog interaktif
antara penulis dan pembaca. Pembaca merasa berkominikasi langsung dengan
penulis atau dengan kata lain, penulis ikut hadir dalam pembelajaran (membaca).
Sebagai apresiasi dari bahasa yang disajikan kita tempatkan pada gradasi
penilaian dengan poin baik.
d. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mungkin terlalu tinggi untuk usia
kognitif siswa kelas X. Namun mungkin juga di sinilah usaha penulis mengebrak
bahasa buku sedikit tinggi agar siswa terbiasa dengan bahasa buku yang seperti
ini. Untuk hal tersebut, bisa kita katakan ini baik.
e. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Setelah dianalisis dengan saksama, nampaknya penulis benar-benar menulis
buku ini dengan apik dan memperhatikan penulisan dengan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini menempatkan penilaian indikator ini
dalam posisi baik.
f. Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Penggunaan
istilah umum seperti kata “drainase” dan istilah khusus “campur aduk” pada bab
keempat ini menambah pengetahuan dan kosa kata siswa yang membacanya.
Selanjutnya penyisipan simbol, ikon, atau gambar dilakukan dan disajikan oleh
penulis. Hal-hal ini membuat kemenarikan dan kelayakan kebahasaan yang baik
untuk bab ini.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa
pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan rumus
sederhana:
Tabel IV.4
Penilaian Sederhana Bab IV
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1.
|
Kelugasan Bahasa
|
P
|
|
|
|
|
5
|
2.
|
Kekomunikatifan Bahasa
|
|
P
|
|
|
|
4
|
3.
|
Diaologis dan interaktif
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4.
|
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
|
|
P
|
|
|
|
4
|
5.
|
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
|
P
|
|
|
|
|
5
|
6.
|
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
|
P
|
|
|
|
|
5
|
Jumlah
|
28
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor
(bab) x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)
= 28 x 100%
30
= 93,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada
nilai presentase: 93,3%
4.3 Penilaian dan pemberian
interpretasi
Hasil
penilaian masing-masing bab dinilai kembali secara keseluruhan untuk
mendapatkan nilai rata-rata kelayakan bahasa buku teks ini untuk semester
pertama.
Tabel
IV. 5
Penilaian
secara keseluruhan
BAB
|
Nilai rata-rata bab
|
Ke-1
|
83,3 %
|
Ke-2
|
93,3 %
|
Ke-3
|
90,0 %
|
Ke-4
|
93,3 %
|
Total
|
359,9 : 4 = 89,
975%
|
Jadi,
penilaian secara keseluruhan di atas, mendapatkan hasil nilai rata-rata
presentase= 89, 975%.
Berdasarkan
hasil penialan secara keseluruhan tersebut, digunakanlah pedoman pemberian
interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2012:250)
Tabel IV.6
Pedoman Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien (100%)
|
Tingkat
Hubungan
|
0 – 19
|
Sangat Tidak
Layak
|
20 – 39
|
Tidak Layak
|
40 – 59
|
Cukup Layak
|
60 – 79
|
Layak
|
80 – 100
|
Sangat Layak = 89, 975%.
|
Berdasarkan
hasil nilai rata-rata atau presentase secara keseluruhan, yaitu
89,
975%dan
dinterpretasikan menggunakan pedoman koefisien korelasi berada pada posisi sangat layak.
4.2
Kelayakan Penyajian
1)
Teknik penyajian
Teknik penyajian merupakan faktor penentu kualitas
suatu Buku teks. Teknik penyajian dalam BTBI meliputi:
a) Konsistensi
sistematika sajian dalam bab
konsistensi sistematika penyajian dalam setiap bab
sangat baik, yakni tidak hanya memiliki pendahuluan, isi dan penutup , bahkan
dilengkapi dengan peta konsep pada bagian pendahuluan, serta pada bagian
penutup dilengkapi dengan rangkuman dan soal tes formatif.
b) Keruntutan
konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian BTBI berhubungan
dengan penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar,
dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu
pemahaman materi pada bagian selanjutnya. Contohnya : pada bab 1 ,
pengenalan anekdot diawali denagn pengenalan struktur dan kaidah anekdot ,
mengevaluasi, menganalisis dan membandingkan teks anekdot dengan teks lainnya.
Setelah itu pada bab 2, siswa diajak untuk lebih paham lagi dengan teks anekdot
dengan menciptakan sendiri teks anekdot dengan tema kebijakan publik, kemudian
menyunting teks anekdot yang ada, menginversi anekdot menjadi teks lain sampai
pada mengabstraksi anekdot.
2)
Pendukung penyajian
Buku ini juga
didukung dengan pendukung penyajian yang dapat memotivasi siswa dalam membaca
suatu BTBI .
Pendukung penyajian, meliputi:
a) Pembangkit
motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi berupa uraian tentang apa yang
akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut juga dituliskan
dengan jelas pada bagian pendahuluan.
b) Contoh-contoh
soal dalam tiap bab
contoh-contoh
soal dalam BTBI berfungsi untuk membantu menguatkan pemahaman
konsep yang ada dalam materi bagi
pembaca khususnya siswa. Setiap contoh yang ditulis perlu dilengkapi
dengan bukti .
Buku ini menyajikan contoh soal yang membantu
pemahaman sisiwa juga dilengkapi dengan bukti
c) Kata-kata kunci baru pada setiap awal bab
buku teks ini menyajikan kata kunci baru yang terkait
dari setiap bab pada awal bab yang membantu pemahaman serta pemfokusan siswa.
Contoh : pada bab 1 disebutkan kata kunci seperti anekdot, struktur anekdot, kaidah anekdot, evaluasi
anekdot, dan analisi anekdot.
d) Soal
latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI
diperlukan agar dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep
yang berkaitan dengan materi dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada
setiap akhir bab.
e) Pengantar
Pengantar pada BTBI juga disuusn dengan sangat baik
yang berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran bahasa Indonesia, sistematika
buku, cara pengajaran termasuk materi apa saja yang harus diberikan ke peserta
didik untuk satuan masa pengajaran atau satu semester
tertentu, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang
dianggap penting bagi peserta didik, yang ditulis pada awal BTBI.
f) Glosarium
Glosarium
yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks
untuk memudahkan pencarian kata yang mungkin belum diketahui artinya oleh
pembaca. Glosarium sangat penting bagi pembaca (siswa), karena dapat membantu
siswa bila menemukan kata-kata yang asing, serta memperkaya pengetahuan siswa
akan kosa kata. Dan buku ini juga menyajikan glosarium pada halaman sebelum
daftar pustaka.
g) Daftar
indeks(subyek)
Sayangnya
buku ini tidak memuat daftar indeks yang seharusnya mampu membantu pembaca
dalam mencari informasi dari istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka
halaman yang tertera di belakang istilah.
h) Daftar
pustaka
Kehadiran
daftar pustaka dalam setiap buku teks atau buku pelajaran sangat penting.
Daftar pustaka ini untuk menunjukkan sumber-sumber rujukkan dari materi-materi
yang ada dalam buku teks tersebut. Daftar pustaka disusun dengan format nama
pengarang (disusun terbalik), tahun terbit buku, judul buku (dicetak miring),
kota terbit, dan nama penerbit, nama serta lokasi situs internet serta tanggal
akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs).
i)
Lampiran
buku ini
tidak memuat lampiran apapun. Lampiran biasanya pada BTBI memuat beberapa
daftar sumber bahan yang ada dalam buku yang dibutuhkan dalam memahami
materi yang disajikan dalam buku teks. Lampiran ini bersifat sebagai tambahan,
biasanya Lampiran memuat informasi atau bahan pendukung, antara lain data dan
program yang diujicobakan dalam buku dan bahan latihan lanjut. Lampiran bisa disimpan dalam CD atau dapat diakses lewat internet.
3) Penyajian pembelajaran
Penyajian dalam sebuah BTBI untuk SMP dan SMA harus
bersifat interaktif dan partisipatif yaitu ada bagian yang mengajak pembaca
untuk berpartisipasi, misalnya dengan mengajak peserta mencoba latihan dengan
membuat suatu teks pidato. Penyajian dalam sebuah BTBI juga berkaitan dengan metode dan pendekatan penyajian
yang biasanya diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen, dan pada akhir setiap bab minimum memuat
materi/latihan yang dapat dipraktekkan oleh peserta didik.
Penyajian dalam buku ini bersifat interaktif dan partisipatif.
Contohnya pada bab 1 halaman 10 disajikan laman unjuk kegiatan. Pada bagian ini
siswa benar-benar diajak berperanaktif dalam mencari 3 contoh anekdot kemudian
mereka diminta untuk menunjukkan letak kelucuan dari anekdot tersebut.
4) Koherensi
dan keruntutan alur pikir
Koherensi dan keruntutan alur pikir dalam sebuah BTBI
berhubungan dengan penyampaian pesan antara sub bab dengan bab lain, antara
subbab dengan subbab atau antar alinea, dalam suatu sub bab yang berdekatan
mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sebuah BTBI. Selain itu pesan atau
materi yang disajikan dalam satu bab, subbab, alinea juga mencerminkan kesatuan
tema sehingga menumbuhkan keutuhan makna.
Tabel IV. VII
Penilaian secara keseluruhan
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1.
|
Teknik penyajian
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
2.
|
Pendukung penyajian
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
3.
|
Penyajian pembelajaran
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4.
|
Koherensi dan keruntutan alur pikir
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
Jumlah
|
19
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung, menggunakan rumus:
Jumlah skor x 100%
(jumlah
nilai indikator penilaian)
= 19 x 100%
20
= 95 %
Jadi, nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 95 %
yang artinya buku ini sangat lay
D.
Kegrafikan
1)
Ukuran format buku
Penggunanan
format yang terstandar suatu BTBI, yaitu menggunakan ukuran format buku dengan
font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding dengannya
untuk jenis font lain, kecuali judul yang disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Desain bagian kulit
Desain kulit BTBI ini menarik, sederhana dan ilustratrif. Baik dari pemilihan font, dan warna, hanya saja ilustrasinya kurang
menggambarkan materi karena ada model siswanya
yang diilustrasikan tidak ada lawan bicara , sementara kawannya yang
lain dilustrasikan sedang asyik berbincang-bincang dengan lawan bicaranya. .
3) Desain bagian isi
Desain isi pada BTBI ini mudah dibaca dan mendukung
materi. dilihat dari jenis font, ukuran font, warna font, bentuk paragraf, ilustrasi, dan ilustrasi gambar semuanya
mendukung materi dan mudah dipahami.
4) Kualitas kertas
Kualitas kertas sebuah BTBI ini juga kuat dan berkualitas. Kertasnya tebal , tidak mudah sobek dan bewarna putih
terang.
5) Kualitas cetakan
Kualitas cetakan
BTBI yang baik yaitu kualitas cetakan yang bersih, jelas dan kontras. Baik
putih, hitam, maupun warna-warna yang lain. Namun sayangnya kekurangan pada
buku ini kualitas warna ilustrasi didalamnya masih hitam putih / tidak bewarna.
6)
Kualitas jilidan
Kualitas
penjilidan BTBI ini menggunakan kualitas penjilidan yang baik dan kuat dan
tidak mudah rusak (terlipat atau sobek).
Tabel IV. VII
Penilaian secara keseluruhan
No
|
Indokator Penilaian
|
Gradasi Penilaian
|
Skor
|
||||
SL
|
L
|
RR
|
TL
|
STL
|
|||
1
|
Ukuran format buku
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
2
|
Desain bagian kulit
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
3
|
Desain bagian isi
|
P
|
|
|
|
|
5
|
4
|
Kualitaskertas
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
5
|
Kualitas cetakan
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
6
|
Kualitas jilidan
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
Jumlah
|
28
|
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita
hitung, menggunakan rumus:
Jumlah skor x 100%
(jumlah
nilai indikator penilaian)
= 28 x 100%
30
= 93,3 %
Jadi, nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 93, 3 % yang artinya buku ini sangat layak
BAB V
HASIL DAN
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian-uraian penelaahan buku teks, pembahasa, dan penilaian pada bab-bab
sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan:
1. Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merupakan lembaga mandiri, profesional, dan
independen yang mengemban misi untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan
mengevaluasi pelaksanaan standar nasional pendidikan. BSNP mengatur kelayakan
buku teks berdasarkan kelayak isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan.
2. Berdasarkan
pembahasan dan penilaian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa buku teks
karangan Engkos Kosasih dengan judul “Cerdas Berbahasa Indonesia untuk Kelas X
SMA/MA” untuk semester pertama lulus uji
kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan berdasarkan teori Badan Standar Nasional
Pendidikan dengan predikat sangat layak (92, 975%).
4.2 Saran
Berdasarkan
uraian-uraian pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan
sedikit saran sebagai berikut:
1.
Mengingat buku
teks ini masih belum banyak digunakan di sekolah-sekolah sebagai buku teks
(ajar) berdasarkan kurikulum 2013, maka peneliti merekomendasikan buku ini
sebagai buku teks yang cocok digunakan di sekolah.
2.
Hasil yang
menujukan bahwa buku ini sangat layak (dari segi kelayakan bahasa) untuk
digunakan sebagai buku teks kelas X SMA/MA berdasarkan kurikulum 2013. Maka
buku ini dapat direkomendasikan sebagai buku teks bahan ajar bahasa Indonesia
atau sebagai referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos.
2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman
Pembentukan istilah.
Jakarta:
Pusat Bahasa Depdiknas.
Usman, Husaini, Dr.
Prof. dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi
Penelitian
Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.
Khoirawati. 2012 . Tentang Buku Ajar, (online) ,
( http://khoirawatidempo.wordpress.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar, diakses tanggal 17 November 2012).
Identitas penganalisis
RIZKA PERMATA SARI yang biasa
disapa dengan RIZKA adalah anak sulung dari wanita hebat bernama DAHRENI. lahir
di lampung, 24 maret 1995. Lulus dari SD N 02 Yukum jaya, melanjutkan ke SMP N
02 Terbanggi Besar, menyelesaikan SMA
nya di SMA N 1 MARTAPURA dan saat ini sedang melanjutkan studi strata-1nya di
UNIVERSITAS SRIWIJAYA fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan , jurusan bahasa
dan seni program study pendidikan bahasa dan sastra indoneisa angkatan 2013 .
Kakak dari Indah dan Rizki ini bisa dihubungi melalui telp 082180005340 atau
melalui email permatasaririzka@gmail.com
atau follow akun twitternya @RizkaMiraldi. Hobi membaca, menulis dan aktif
dibeberapa berorganisasi, wanita ini bercita-cita untuk menjadi menteri
pendidikan.
Komentar
Posting Komentar