analisis Buku Teks Bahasa Indonesia



Telaah Buku Teks
Analisis Kelayakan Bahasa, Penyajian, dan Kegrafikan pada Buku Teks Bahasa Indonesia “Cerdas Berbahasa Indonesia “
 untuk  SMA/MA Kelas X
Berdasarkan Teori Badan Standar Nasional Penidikan
3RCAEIXRLYCAL4JP13CAS9RVOACABRINLECAFCBCY9CAJ4R3LMCA40FMYXCAEMKQS4CANDOAEQCA84Y5OMCAH7EAC8CALJ12P3CANM836LCAIQDSBFCAOH1FAKCAYHAD79CA0T58P5CA505J7TCAOFW3P2

Disusun Oleh :
Nama                          :  RIZKA PERMATA SARI 
Nim                             : 06021181320002
Dosen Pembimbing   : Dra. Zahra Alwi, M.Pd.

Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2014



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan taufik-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil analisis Buku Teks Bahasa Indonesia  SMA/ MA untuk Kelas X yang berjudul “ Cerdas Berbahasa Indonesia”.  Sholawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada suri teladan bagi umat manusia sepanjang zaman, Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua serta saudara yang terus memberikan motivasi dan mendukung. Selain itu, terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang telah membimbing semua proses analis dari awal hingga selesai , teman-teman seperjuangan HMPBSI 2013, kakak tingkat yang telah membantu memberi refrensi,  juga kepada Forum Lingkar Pena (FLP) Ogan Ilir dan  Komunitas Sastra Unsri (KOSASI) yang telah mengajarkan penulis menulis ilmiah dengan baik , dan BEM FKIP UNSRI yang telah memberikan pinjaman buku Teks untuk dianalisis , serta semua pihak terkait yang telah membantu yang tentu penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu. Semoga apa yang telah kalian berikan kepada penulis mendapat balasan dari ALLAH SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil analisis  ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan hasil analisis ini. Akhir kata, semoga hasil analisis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Indralaya, 19 November  2014


            Penulis
ii



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
IDENTITAS BUKU TEKS..................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang................................................................................  
1.2    Rumusan Masalah...........................................................................  
1.3    Tujuan Masalah...............................................................................  
1.4     Manfaat Penelitian..........................................................................            
BAB II. PEMBATASAN TEORI
2.1 Dasar Pemikiran................................................................................          ..
2.2     Aspek Penilaian Kelayakan Buku Teks............................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian...........................................................................   
3.2. Sumber Data ..................................................................................
3.3.Teknik Pengumpulan Data...............................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................
      3.4.1 Analisis Data..........................................................................
 3.4.2 Kriteria dan penilaian..............................................................
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Kelayakan Bahasa..............................................................................
4.1.1 Analisis kelayakan bahasa pada bab pertama.......................
4.1.2 Analisis kelayakan bahasa pada bab Kedua.........................
4.1.3 Analisis kelayakan bahasa pada bab Ketiga.........................
4.1.4 Analisis kelayakan bahasa pada bab Keempat.....................
4.2 Kelayakan Penyajian......................................................................
4.3 Kelayakan kegrafikan......................................................................
BAB V. PENUTUP
5.1     Kesimpulan....................................................................................          .........................................................................
5.2     Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................. ........................................................
BIODATA PENULIS.............................. ........................................................
I
ii
iii
iv

1
2
2
2

3
3
14
14
14
14
15
16

18
18
22
25
28
32
40
42
42
43
44
iii
 


IDENTITAS BUKU


Judul Buku                  : Cerdas Bebahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
  Berdasarkan Kurikulum 2013
Penyusun                     : Engkos Kosasih
Proofreader                 : Dr. Endry Boeriswati, M.Pd
Editor                          : M. Baihaqi
Desainer Sampul         : Achmad Taupik
Tata Letak                   : Tim Setter SMP/A/K
Penerbit dan Layout    : Penerbit Erlangga



iv
 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
            Untuk memenuhi standar kualitas pendidikan, banyak bermunculan media-media pembelajaran yang dapat menunjang hasil proses pendidikan yang bermutu, baik itu sarana maupun prasarana. Pada setiap mata pelajaran yang disajikan pasti membutuhkan bahan ajar berupa buku teks. Buku teks ini berfungsi sebagai sarana pelaksana kurikulum yang menyajikan sumber ajaran yang bervariasi dan sistematis, mencerminkan suatu sudut pandang tertentu tentang mata pelajaran yang diajarkan, serta menyajikan masalah yang kaya dan serasi. Perlunya analisis buku mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai cara mengetahui kelayakan suatu bahan ajar, sebagai masukan yang membangun, serta sebagai penguatan terhadap bahan ajar tersebut. Selain itu, analisis ini diakukan sebagai sarana untuk mengetahui kualitas suatu bahan ajar.
            Salah satu ciri guru yang profesional yaitu tidak asal memilih buku teks. Guru tersebut membutuhkan kepastian bahwa buku teks yang digunakannya apakah sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran, relevan dengan kurikulum, metode sesuai dengan materi yang diajarkan, dan media yang ditawarkan sesuai dan menunjang proses pembelajaran. Yang pasti adalah telaah ini hadir untuk menjawab pertanyaan itu.
Dalam hal ini, penganalisis akan menelaah kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan buku teks “ cerdas berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X “ yang disusun oleh Engkos Kosasih yang digunakan di  SMA N 1 Martapura . Penganalisis akan menelaah  dengan  menggunakan  teori kelayakan buku teks menurut teori Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).


1.2  Perumusan Masalah
a.       Bagaimana standar kelayakan buku teks menurut teori BSNP ?
b.      Apakah bahasa , penyajian, dan kegrafikan dalam buku teks tulisan Engkos Kosasih yang berjudul “Cerdas Berbahasa Indonesia” layak digunakan di kelas X SMA/sederajat?

1.3  Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui bagaimana standar kelayakan buku teks menurut teori BSNP ?
b.      Untuk mengetahui apakah bahasa , penyajian, dan kegrafikan dalam buku teks tulisan Engkos Kosasih yang berjudul “Cerdas Berbahasa Indonesia” layak digunakan di kelas X SMA/sederajat?

1.4  Manfaat penelitian

a.       Menginformasikan hasil penelitian atau penganalisan.
b.      Memberikan pertimbangan tentang kelayakan isi buku teks.
c.       Merekomendasi atau menolak pemakaian buku teks.









BAB II
PEMBATASAN TEORI

Teori Badan Standar Nasional Pendidikan
2.1  Dasar Pemikiran
1.      Buku teks pelajaran memiliki peran penting dalam sistem pendidikan nasional, karena buku tersebut merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran.
2.      Dengan buku teks yang baik, yang isinya mencakup semua standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai tuntutan standar isi, penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan proses belajar pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).


2.2  Aspek Penilaian kelayakan Buku Teks
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa kriteria kualitas buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kelayakan, yang meliputi empat komponen yaitu:
A.       Kelayakan isi
Kelayakan isi dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku teks bahasa Indonesia meliputi beberapa komponen yaitu:
1.      Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Buku teks pelajaran bahasa Indonesia yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) dari mata pelajaran tersebut.  Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi yang disajikan juga mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD).
SK dan KD merupakan tolok ukur pedoman dalam pembelajaran dan merupakan tujuan ketercapaian pembelajaran. Uraian materi yang ada di dalam buku secara implisit memuat materi yang mendukung tercapainya minimum SK-KD yang lengkap dengan ketentuan sebagai berikut:
•         40 ≤ KD ≤ 60, masuk kedalam kategori sangat baik
•         21 ≤ KD ≤ 40, masuk kedalam kategori baik
•         KD ≤ 20, masuk kedalam kategori cukup baik
•         Dan jika tidak memenuhi ketentuan di atas  masuk kedalam kategori kurang baik.
SK dan KD tidak dituliskan secara eksplisit (gamblang) di dalam buku teks, namun ditulis secara implisit. Misalnya:
Dalam Buku “Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas IX” terbitan Ganeca.
SK:
Membaca: Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca memindai
KD:
1.      Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif
2.      Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku melalui kegiatan membaca memindai.
Penulisan SK dan KD dalam buku ini ditulis secara eksplisit  dengan hanya menuliskan subjudul “membaca memindai dari indeks ke buku”. Kedalaman materi merupakan uraian materi yang  mendukung tercapainya minimum KD yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik.
Sedangkan keluasan materi berkenaan denagn materi yang disajikan harus mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik.
2.       Kesesuaian materi dengan kurikulum
Buku teks bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kriteria kelayakan berdasar  BSNP haruslah sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2006/KTSP). Kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Kurikulum yang berlaku untuk bahasa Indonesia 2006 mencakup ketrampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan. Aspek keterampilan kebahasaan meliputi:
a.      Mendengarkan
b.      Berbicara
c.      Membaca
d.      Menulis
Aspek kebahasaan meliputi:
a.       Fonologi
b.      Morfologi
c.       Sintaksis
d.      Semantik
Sedangkan aspek kemampuan kesastraan meliputi:
a.       Sejarahsastra
b.      Teorisastra
c.       Kritik sastra
3.      Keakuratan materi
Keakuratan materi dalam kriteria kualitas BTBI menurut BSNP meliputi keakuratan wacana, diagram, gambar, contoh, konsep maupun teori. Materi  yang disajikan dalam BTBI harus sesuai dengan kenyataan tidak dibuat-buat  dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sumber yang jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Untuk keakuatan konsep dan teori tercermin dari kesesuaian teori dengan konsep yang disajikan dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD) . Selain itu keakuratan teori dan konsep itu terlihat juga dalam penggunaan yang tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan keambiguan.
4.      Kemutakhiran materi
Materi dalam BTBI haruslah mutakhir, mengikuti kurikulum yang berlaku. Hal ini berarti materi ataupun contoh yang disajikan haruslah up to date.
Gambar, diagram dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan/ perbandingan dengan perangkat yang telah ada sebelumnya. Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia. Misalnya : wacana Tsunami tidak mutakhir digunakan untuk materi tahun 2011, karena Tsunami terjadi pada tahun 2004.
5.      Mendorong keingintahuan
Materi yang baik harus dapat menumbuhkan keingintahuan serta kreatifitas siswa sehingga merangsang, memantapkan, menantang dan menggiatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat terlihat dari metode dalam pemilihan judul semenarik mungkin sehingga dapat mendorong keingintahuan siswa. Contoh pemilihan judul wacana “ Kasiat Biji Jarak”
6.      Substansi keilmuan dan life skill
Substansi keilmuan dalam BTBI meliputi kebahasaan dan kesastraan, kedua subtansi ini harus ada dalam materi BTBI baik SMP maupun SMA. Sedangkan pemilihan materi, contoh, permaslahan dalam isi dapat meningkatkan kemampuan life skill siswa sehingga dapat digunakan di dalam kehidupan bermasyarakat.
7.      Pengayaan
Isi BTBI selain termuat dalam SK dan KD juga harus dapat memperkaya ilmu pengetahuan siswa baik dalam bidang akademik maupun nonakademik yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
8.       Keberagaman nilai
Kelayakan isi juga dilihat dari keberagaman nilai-nilai maupun norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Buku teks yang baik tidak memberikan uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai yang berlaku.

B. Kelayakan Bahasa
1)       Lugas
Bahasa yang digunakan dalam BTBI haruslah lugas(apa adanya), tidak berbelit-belit, hanya mencantumkan penjabaran materi yang pokok, penting, dan yang perlu saja. Misalnya yang berkenaan dengan :
a.    ketepatan struktur kalimat,
kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia.
b.    keefektifan kalimat
Kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran.
c.    kebakuan istilah
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan istilah teknis yang telah baku digunakan dalam TIK. Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada glosarium.

2)       Komunikatif
BTBI yang memenuhi kelayakan yaitu yang menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia.
3)       Diaologis dan interaktif
BTBI yang baik mengunakan bahasa yang dapat memotivasi siswa, bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas.selain itu buku teks juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain.
4)       Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
BTBI harus sesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik juga merupakan hal yang perlu diperhatikan ddalam BTBI, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional peserta didik.
5)       Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Dalam penulisan Buku teks terutama BTBI haruslah memperhatikan kaidah bahasa Indonesia baik dan benar, sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan, dan KBBI.
6)       Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Dalam BTBI Penggunaan istilah dan penggambaran simbol atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam buku konsisten.

C.      Kelayakan Penyajian
1)      Teknik penyajian
Teknik penyajian merupakan faktor penentu kualitas suatu Buku teks. Teknik penyajian dalam BTBI meliputi:
a)    Konsistensi sistematika sajian dalam bab
konsistensi sistematika penyajian dalam setiap bab, yakni harus memiliki pendahuluan, isi dan penutup.
b)    Keruntutan konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian BTBI berhubungan dengan penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya.  Contohnya :
Dari materi tentang membaca karya satra tentu lebih mudah dari pada membuat salah satu karya sastra.
2)      Pendukung penyajian
Pendukung penyajian dari BTBI berhubungan dengan penyajian yang dapat memotivasi pembaca khususnya siswa dalam membaca suatu BTBI baik SMP maupun SMA.
Pendukung penyajian, meliputi:
a)   Pembangkit motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi dalam penyajian BTBI dapat berupa uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar. Dengan adanya ini maka siswa akan termotifasi dalam mempelajari dari bab perbab.
Contoh : Pada BTBI “kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia” untuk SMP kelas IX yang ditulis oleh Wahono, M.Pd. dan Drs. Rusmiyanto terbitan Ganeca pada unit 1, disebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam unit 1 adalah (1) mencatat hal-hal penting dalam dialog acara tv/radio; (2) membaca memindai dari indeks ke buku; (3) mengkritik dan memuji suatu produk; (4) menulis iklan baris; (5) menceritakan isi cerpen.
b)   Contoh-contoh soal dalam tiap bab
contoh-contoh soal dalam BTBI SMP dan SMA berfungsi untuk membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi bagi pembaca khususnya siswa.  Setiap contoh yang ditulis perlu dilengkapi dengan bukti . contohnya pada materi tentang pidato.
c)   Kata-kata kunci baru pada setiap awal bab
Kata-kata kunci baru yang terkait dari setiap bab perlu disebutkan pada awal bab, agar membantu pemahaman serta pemfokusan siswa.
Contoh: Pada BTBI “kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia” untuk SMP kelas IX yang ditulis oleh Wahono, M.Pd. dan Drs. Rusmiyanto terbitan Ganeca pada unit 1, disebutkan kata kunci seperti reporter, dialog, mengkritik, indeks, dan sebagainya.
d)   Soal latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI diperlukan agar dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep  yang berkaitan dengan materi dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab.
e)   Pengantar
Pengantar pada sebuah BTBI berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran bahasa Indonesia, sistematika buku, cara pengajaran termasuk materi apa saja yang harus diberikan ke peserta didik untuk satuan masa pengajaran  atau satu  semester tertentu,  cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik, yang ditulis pada awal BTBI.
f)   Glosarium
Glosarium yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks untuk memudahkan pencarian kata yang mungkin belum diketahui artinya oleh pembaca. Glosarium sangat penting bagi pembaca (siswa), karena dapat membantu siswa bila menemukan kata-kata yang asing, serta memperkaya pengetahuan siswa akan kosa kata.
g)   Daftar indeks(subyek)
Daftar indeks adalah daftar kata penting atau indeks dari kata-kata yang dimuat dan digunakan dalam buku teks yang dibuat dan dilengkapi dengan nomor halaman. Indeks disusun secara alfabetis dan tereletak pada bagian akhir buku. Daftar indeks membantu pembaca dalam mencari informasi dari istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera di belakang istilah.

h)   Daftar pustaka
Kehadiran daftar pustaka dalam setiap buku teks atau buku pelajaran sangat penting. Daftar pustaka ini untuk menunjukkan sumber-sumber rujukkan dari materi-materi yang ada dalam buku teks tersebut. Daftar pustaka disusun dengan format nama pengarang (disusun terbalik), tahun terbit buku, judul buku (dicetak miring), kota terbit, dan nama penerbit, nama serta lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs).
i)    Lampiran
Lampiran pada BTBI memuat  beberapa daftar sumber bahan yang ada dalam buku yang  dibutuhkan dalam memahami materi yang disajikan dalam buku teks. Lampiran ini bersifat sebagai tambahan, biasanya Lampiran memuat informasi atau bahan pendukung, antara lain data dan program yang diujicobakan dalam buku dan bahan latihan lanjut. Lampiran bisa disimpandalam CD ataudapatdiakseslewat internet.


3)   Penyajianpembelajaran
Penyajian dalam sebuah BTBI untuk SMP dan SMA harus bersifat interaktif dan partisipatif yaitu ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi, misalnya dengan mengajak peserta mencoba latihan dengan membuat suatu teks pidato. Penyajian dalam sebuah BTBI juga berkaitan dengan metode dan pendekatan penyajian yang biasanya diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen, dan pada akhir setiap bab minimum memuat materi/latihan yang dapat dipraktekkan oleh peserta didik.
4)    Koherensi dan keruntutan alur pikir
Koherensi dankeruntutan alur pikir dalam sebuah BTBI berhubungan dengan penyampaian pesan antara sub bab dengan bab lain, antara subbab dengan subbab atau antaralinea, dalam suatu subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sebuah BTBI. Selain itu pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab, subbab, alinea harus mencerminkan kesatuan tema sehingga dapat menumbuhkan keutuhan makna.

D.      Kegrafikan
1)      Ukuran format buku
Penggunanan format yang terstandar suatu BTBI, biasanya menggunakan ukuran format buku dengan font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding dengannya untuk jenis font lain, kecuali judul maka disesuaikan dengan kebutuhan.
2)      Desain bagian kulit
Desain kulit BTBI harus menarik, sederhana dan ilustratrif. Baik dari pemilihan font, warna, dan ilustrasi. Hal ini juga merupakan faktor penentu kualitas BTBI yang baik.
3)      Desain bagian isi
Desain isi pada BTBI harus mudah dibaca dan mendukung materi. Inidilihat dari jenis font, ukuran font, warna font, bentukparagraf, ilustrasi, dan ilustrasigambar.
4)      Kualitaskertas
Kualitaskertassebuah BTBI untuk SMP dan SMA harus yang kuat dan berkualitas.  Misalnyamenggunakankertas Power Mac G4.
5)      Kualitascetakan
Kualitas cetakan BTBI yang baik yaitu kualitas cetakan yang bersih, jelas dan kontras. Baik putih, hitam, maupun warna-warna yang lain.
6)      Kualitas jilidan
Kualitas penjilidan BTBI untuk SMA dan SMP harus menggunakan kualitas penjilidan yang baik dan kuat, agar tidak mudah rusak(terlipat atau sobek).

















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskritif bertujuan untuk memberikan gambaran sekaligus menginfornasikan kelayakan bahasa dalam buku teks “Cerdas Berbahasa Indonesia” untuk kelas X SMA/sederajat.

3.2  Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah buku teks “Cerdas Berbahasa Indonesia” untuk kelas X SMA/sederajat yang baru diterbitkan oleh Penerbit Erlangga berdasarkan kurikulum 2013.

3.3  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Arikunto (2002:26) “Teknik dokumentasi adalah teknik yang dilakukan untuk  mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasastri, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (dalam hal ini adalah buku teks kelas X SMA/serderajat).
Penganalisisan dilakukan dengan mengkaji penggunaan  kelayakan bahasa Indonesia pada buku teks yang diteliti. Pengkajian dilakukan dengan berpedoman pada teori BSNP tepatnya pada poin kelayakan bahasa yang juga berdasarkan kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indonesia.

3.4  Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis data
Penganalisisan data berdasarkan penggunaan bahasa meliputi kelugasan, komunikatif, dialogsis dan interaktif, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kesesuaian kaidah bahasa Indonesia, dan penggunaan istilah, simbol, dan ikon.
a.       Analisis kelugasan bahasa dilakukan dengan melihat:
·         Ketepatan struktur kalimat.
kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia.
·         keefektifan kalimat.
Kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran.
·         kebakuan istilah
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan istilah teknis yang telah baku digunakan dalam TIK. Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada glosarium.
b.      Analisis terhadap bahasa komunikatif meliputipenyampaian pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia.
c.       Analisis dialogis dilakukan dalam mengkaji bahasa yang digunakan untuk membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. Selain itu, buku teks juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain.
d.      Analisis kesesuaian bahasa buku teks dengan perkembangan peserta didik.
e.       Analisis kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia dilakukan dengan memperhatikan kaidah bahasa Indonesia baik dan benar, sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan, dan KBBI.
f.       Analisis penggunaan istilah, simbol, dan ikon berdasarkan pada penggunaan istilah dan penggambaran simbol atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam buku konsisten.
3.4.2 Kriteria dan penilaian
Untuk memperoleh hasil penganalisisan, digunakanlah penilaian secara sederhana, yaitu dengan menghitung nilai rata-rata berdasarkan presentase per-bab. Penilaian tersebut menggunakangradasi penilaian:
Tabel III.1
Gradasi penilaian perbab
No.
JAWABAN
SKOR
1
Sangat Layak (SL)
5
2
Layak (L)
4
3
Ragu-ragu (RR)
3
4
Tidak Layak (TL)
2
5
Sangat Tidak Layak (STL)
1

Setelah menilai dengan pedoman gradasi di atas, kemudian mempresentasekannya menggunakan rumus sederhana (determinan):
Jumlah skor (bab)        x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)

Selanjutnya penilaian secara keseluruhan, dengan mempresentasekan gabunganpenilaian rata-rata per-bab. Berdasarkan hasil penialan secara keseluruhan tersebut, digunakanlah pedoman pemberian interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2012:250)
Tabel III.2
Pedoman Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien (100%)
Tingkat Hubungan
0 – 19
Sangat Tidak Layak
20 – 39
Tidak Layak
40 – 59
Cukup Layak
60 – 79
Layak
80 – 100
Sangat Layak















BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kelayakan Bahasa
Buku teks yang disajikan untuk pembelajaran di sekolah dengan judul “Cerdas Berbahasa Indonesia” ini memiliki delapan bab, empat bab untuk semeter pertama dan empat bab lainnya untuk semester kedua. Pada pembahasan ini, peneliti memaparkan empat bab untuk semester pertama.
4.1.1        Analisis kelayakan bahasa pada bab pertama
Pada bab pertama membahas materi tentang memahami anekdot dan mengkaitkannya dengan kesadaran sosial. Penilaian kelayakan kebahasaan dilakukan dengan menilai:
a.       Kelugasan Bahasa
Secara keseluruhan penyampaian materi sudah cukup baik, namun penulis memaparkan bab pertama ini langsung menggunakan pendahuluan kasus yang terjadi saat ini, hal tersebut tidak dilanjutkan dengan pendahuluan yang memuat pengertian anekdot. Hal ini akan berpengaruh kepada pemahaman siswa. Siswa akan kebingungan ketika mendefinisikan pengertian anekdot.
b.      Kekomunikatifan Bahasa
Kekomunikatifan bahasa tampak baik pada bab ini. Penggunaan kalimat perintah “Perhatikanlah” dan kalimat sapaan kepada pembaca “Anda” merupakan salah satu kata-kata komikasi yang dapat diterapkan dalam buku teks sebagai jalinan antara penulis dengan pembaca. Penggunaan kata-kata demikian juga akan memudahkan pembaca atau siswa bersahabat dengan buku sehingga mudah untuk memahami isi daripada buku teks.
c.       Diaologis dan interaktif
Pada awal bab, penulis membukanya dengan pendahuluan luas. Lalu mengerucut pada pertanyaan-pertanyaan atau rumusan masalah yang dilatarbelakangi oleh pendahuluan tersebut dan akan dibahas berdasarkan rumusan masalah. Rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang dihadirkan menggunakan bahasa yang berbau dialogis. Dapat dilihat pada halaman 5 bab pertama, penulis banyak menggunakan kata atau kalimat tanya. Misalnya “bagaimana bentuk anekdot itu?” dan “apakah tiap teks pendek itu anekdot?”. Berdasarkan itu pula, penulis berusaha untuk akrab dengan pembacanya yang diungkapkan dengan kalimat dialogis dan bersifat interaktif. Untuk ini, dapat dikatakan bahasa dialogis dan interaktif pada bab ini sudah baik.
d.      Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Kecerdasan emosional siswa harus dapat juga diimbangai dengan buku teks bahasa Indonesia yang mampu mengimbanginya. Dalam buku ini, terkadang pembaca harus lebih fokus dan berkonsentrasi dalam membacanya, karena bahasa yang digunakan sudah bukan bahasa yang seperti sering ditemukan pada buku-buku teks sebelumnya.
Pengembangan kecerdasan emosional siswa dahulu dengan sekarang sedikit banyaknya sudah berbeda. Demikian juga pada buku teks, dengan mengikuti perkembangan kecerdasan emosional siswa zaman sekarang yang berpedoman juga pada kurikulum 2013 (modern), maka buku teks pun harus berkembang. Pada bab pertama buku teks ini, dapat dikatakan baik karena bahasa yang digunakan sudah mengikuti perkembangan dan kecerdasan emosional siswa pembaca.

e.       Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Diluar konteks penilaian dialogis dan kekomunikatifan bahasa buku, yang seharusnya tetap berpedoman pada KBBI dan EYD yang telah ditetapkan. Pada  bab pertama ini, terdapat beberapa kesalahan penyajian bahasa, diantaranya penggunaan kata atau bahasa tidak baku, yaitu terdapat pada halaman 5 bab pertama, seperti kata “makin” dan “tiap”.
f.       Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Pada bab pertama ini terdapat istilah umum yang digunakan, seperti pada halaman 6, terdapat istilah umum “sufi legendaris”. Selanjutnya untuk simbol dan ikon tidak terdapat, hanya saja penulis menyajikan gambar foto dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang memuat suatu pesan atau penggambaran suatu materi. Contohnya seperti pada halaman ke-5, ke-6, ke-8 dan sebagainya.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan penilaian sederhana:

Tabel IV.1.1
Penilaian Sederhana Bab I

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1.       
Kelugasan Bahasa


P


3
2.       
Kekomunikatifan Bahasa
P




5
3.       
Diaologis dan interaktif
P




5
4.       
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik

P



4
5.       
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia


P


3
6.       
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
P




5
Jumlah
25

Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor (bab)        x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)


      =                25                    x 100%
30
                                          = 83,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada nilai presentase: 83,3%



4.1.2        Analisis kelayakan bahasa pada bab kedua
Pada bab kedua membahas materi tentang mengkreasikan anekdot tentang isu publik. Penilaian kelayakan kebahasaan dilakukan dengan menilai:
a.       Kelugasan Bahasa
Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya. Kelugasan pada bab ini berada sedikit di atas bab pertama, tampaknya penulis membahas bab kedua dengan lugas dan padat serta berstrukur dengan baik. Hal seperti ini dapat memudahkan pembaca dalam memahaminya, dan berdasarkan hal itu juga apresiasi kelugasan bahasa dapat disandang baik untuk bab ini.
b.      Kekomunikatifan Bahasa
Penyampaian materi atau bahan ajar, disampaikan dengan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami pembaca. Pembaca memperoleh pemahaman tentang materi ajar dalam buku dengan mudah dipahami, karena bahasa-bahasa penulis cukup komunikatif dan lazim digunakan. Untuk itu, kelayakan bahasa komunikatif dipredikat baik  pada bab ini.
c.       Diaologis dan interaktif
Ketika kita mulai membaca buku ini terutama pada bab kedua, kita merasa sedang berinteraksi atau berdialog dengan penulis. Penyampaian materi dengan bahasa dialogis dan interaktif semacam ini akan menunjang tingkat pemahaman pembaca terhadap materi ajar yang ditulis. Untuk itu, kelayakan bahasa dialogis dan interaktif didapat nilai baik pada bab ini.
d.      Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Penyajian bahasa yang disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, pada bab ini sama dengan bab sebelumnya. Kekhasan bahasa yang yang digunakan dalam buku ini, menggunakan bahasa modern. Oleh karena itu, pembaca yang dalam hal ini adalah siswa harus benar-benar fokus untuk memahaminya.
e.       Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Analisis penyajian bahasa dalam kesesuaiannya dengan kaidah bahasa Indonesia pada buku ini, dapat dikatakan bahwa sudah bisa dibilang baik. Dari segi penulisan; bahasa baku, struktur teks, dan kaidah-kaidah lain dalam bahasa Indonesia sudah ditaati dalam penulisannya.
f.       Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Penggunaan istilah umum pada bab ini, seperti pada halaman 28,  terdapat istilah umum “otoriter” dan “rezim totalitarian”. Selanjutnya untuk simbol dan ikon tidak terdapat, hanya saja penulis menyajikan gambar foto dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang memuat suatu pesan atau penggambaran suatu materi. Contohnya seperti pada halaman ke-28, ke-30, ke-31 dan sebagainya. Hal-hal yang demikian akan menambah kekayaan kosa kata dan penalaran yang baik untuk pembaca atau siswa.

Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan penilaian sederhana:





Tabel IV.2
Penilaian Sederhana Bab II

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1.       
Kelugasan Bahasa
P




5
2.       
Kekomunikatifan Bahasa
P




5
3.       
Diaologis dan interaktif
P




5
4.       
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik


P


3
5.       
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
P




5
6.       
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
P




5
Jumlah
28

Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor (bab)        x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)

      =                28                    x 100%
30
                                          = 93,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab kedua ini berada pada presentase: 93,3%



4.1.3        Analisis kelayakan bahasa pada bab ketiga
Penganalisisan kelayakan kebahasaan pada bab ketiga dengan judul laporan observasi tentang kegiatan lingkungan sekitar. Analisis dilakukan dengan menilai kelayakan kebahasaan meliputi: 
a.       Kelugasan Bahasa
Pada bab ketiga ini, kelugasan bahasa dapat dikatakan sama dengan bab sebelumnya. Pembahasan secara padat, tidak bertele-tele, dan langsung pada pembahasan materi ajar. Hal ini dapat membuat pemahaman pembaca dengan baik.
b.      Kekomunikatifan Bahasa
Penulisan bahasa yang komunikatif, membuat pembaca merasa cepat memahami isi daripada materi ajar. Hal itulah yang tampak pada bab ini. Kekomunikatifan bahasa pada bab ini, dapat dikatakan baik.
c.       Dialogis dan interaktif
Bahasa penyajian pada buku ini (bab ketiga) menggunakan bahasa dialogis dan interaktif. Penulis menjelaskan materi ajar ala bahasa lisan, ini terbukti pada beberapa halaman yang menggunakan bahasa dialogis atau interaktif seperti bahasa lisan, misalnya pada halaman ke-47 terdapat kata “mari kita pelajari bersama-sama” dan pada halaman ke-29 terdapat kata “, bukan?”. Kata-kata seperti itu tampaknya cara dialogis atau interaktif penulis kepada pembaca. Hal tersebut, membuat penilaian indikator ini berada pada tingkat layak.

d.      Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Kembali lagi, untuk kesesuaian bahasa buku dengan perkembangan peserta didik agaknya sedikit kurang bersahabat. Bahasa buku menggunakan bahasa yang padat, lugas, dan pokok, tanpa mengambil inisiatif untuk menjelaskan lebih dalam lagi. Oleh karena itu, pembca dalam hal ini adalah siswa harus ekstra fokus untuk memahaminya dari segi bahasa mereka. Hal ini disebabkan tidak semua siswa mampu menangkap bahasa buku yang demikian. Oleh karena itu, indikator penilaian ini berada pada poin ragu-ragu.
e.       Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Setelah ditelaah, penulisan buku ini terutama pada bab ketiga sudah memenihi kaidah penulisan bahasa Indonesia.
f.       Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Pada bab ini, tidak terdapat istilah umum atau istilah khusus yang digunakan. Sedangkan simbol atau ikon-ikon disajikan pada bab ini, misalnya pada halaman 58 dan halaman 61. Penyajian yang demikian, dapat menambah penilaian indikator ini.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitungdengan rumus sederhana:
Tabel IV.3
Penilaian Sederhana Bab III

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1.       
Kelugasan Bahasa
P




5
2.       
Kekomunikatifan Bahasa
P




5
3.       
Diaologis dan interaktif
P




5
4.       
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik


P


3
5.       
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
P




5
6.       
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon

P



4
Jumlah
27
Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor (bab)        x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)

      =                27                    x 100%
30
                                          = 90%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada nilai presentase: 90%

4.1.4        Analisis kelayakan bahasa pada bab keempat
Penganalisisan kelayakan bahasa pada bab keempat dengan judul bab menulis laporan hasil observasi seputar persoalan sosial-budaya. Penilaian tersebut dirincikan pada indikator-indikator:
a.       Kelugasan Bahasa
Setelah dianalisis, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahasa disajikan dengan padat dan lugas. Sehingga pengembangan dan pemahaman siswa terhadap materi ajar tidak jauh dari tujuan pembelajaran melainkan langsung memahami materi ajar. Untuk itu, kelugasan bahasa pada bab ini berada pada gradasi baik.
b.      Kekomunikatifan Bahasa
Sama dengan bab-bab sebelumnya, penggunaan bahasa yang komunikatif terdapat baik pada buku ini begitu pula pada bab keempat ini. Gradasi penilaiannya berada pada posisi baik.
c.       Dialogis dan interaktif
Bahasa santai penulis seperti bahasa yang mengajak berdialog interaktif antara penulis dan pembaca. Pembaca merasa berkominikasi langsung dengan penulis atau dengan kata lain, penulis ikut hadir dalam pembelajaran (membaca). Sebagai apresiasi dari bahasa yang disajikan kita tempatkan pada gradasi penilaian dengan poin baik.
d.      Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mungkin terlalu tinggi untuk usia kognitif siswa kelas X. Namun mungkin juga di sinilah usaha penulis mengebrak bahasa buku sedikit tinggi agar siswa terbiasa dengan bahasa buku yang seperti ini. Untuk hal tersebut, bisa kita katakan ini baik.
e.       Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
Setelah dianalisis dengan saksama, nampaknya penulis benar-benar menulis buku ini dengan apik dan memperhatikan penulisan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini menempatkan penilaian indikator ini dalam posisi baik.
f.       Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
Penggunaan istilah umum seperti kata “drainase” dan istilah khusus “campur aduk” pada bab keempat ini menambah pengetahuan dan kosa kata siswa yang membacanya. Selanjutnya penyisipan simbol, ikon, atau gambar dilakukan dan disajikan oleh penulis. Hal-hal ini membuat kemenarikan dan kelayakan kebahasaan yang baik untuk bab ini.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis kelayakan bahasa pada penyajian buku teks bahasa Indonesia ini, dapat kita hitung dengan rumus sederhana:







Tabel IV.4
Penilaian Sederhana Bab IV

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1.       
Kelugasan Bahasa
P




5
2.       
Kekomunikatifan Bahasa

P



4
3.       
Diaologis dan interaktif
P




5
4.       
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik

P



4
5.       
Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
P




5
6.       
Penggunaan istilah, simbol, dan ikon
P




5
Jumlah
28

Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung nilai rata-rata kelayakan bahasa perbab, menggunakan rumus:
Jumlah skor (bab)        x 100%
30 (jumlah nilai indikator penilaian)

      =                28                    x 100%
30
                                          = 93,3%
Jadi, nilai rata-rata pada bab pertama ini berada pada nilai presentase: 93,3%
4.3 Penilaian dan pemberian interpretasi
Hasil penilaian masing-masing bab dinilai kembali secara keseluruhan untuk mendapatkan nilai rata-rata kelayakan bahasa buku teks ini untuk semester pertama.


Tabel IV. 5
Penilaian secara keseluruhan
BAB
Nilai rata-rata bab
Ke-1
83,3 %
Ke-2
93,3 %
Ke-3
90,0 %
Ke-4
93,3 %
Total
359,9 : 4 = 89, 975%

Jadi, penilaian secara keseluruhan di atas, mendapatkan hasil nilai rata-rata presentase= 89, 975%.
Berdasarkan hasil penialan secara keseluruhan tersebut, digunakanlah pedoman pemberian interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2012:250)
Tabel IV.6
Pedoman Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien (100%)
Tingkat Hubungan
0 – 19
Sangat Tidak Layak
20 – 39
Tidak Layak
40 – 59
Cukup Layak
60 – 79
Layak
80 – 100
Sangat Layak = 89, 975%.

Berdasarkan hasil nilai rata-rata atau presentase secara keseluruhan, yaitu
89, 975%dan dinterpretasikan menggunakan pedoman koefisien korelasi berada pada posisi sangat layak.


4.2     Kelayakan Penyajian
1)      Teknik penyajian
Teknik penyajian merupakan faktor penentu kualitas suatu Buku teks. Teknik penyajian dalam BTBI meliputi:
a)    Konsistensi sistematika sajian dalam bab
konsistensi sistematika penyajian dalam setiap bab sangat baik, yakni tidak hanya memiliki pendahuluan, isi dan penutup , bahkan dilengkapi dengan peta konsep pada bagian pendahuluan, serta pada bagian penutup dilengkapi dengan rangkuman dan soal tes formatif.

b)    Keruntutan konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian BTBI berhubungan dengan penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya.  Contohnya : pada bab 1 , pengenalan anekdot diawali denagn pengenalan struktur dan kaidah anekdot , mengevaluasi, menganalisis dan membandingkan teks anekdot dengan teks lainnya. Setelah itu pada bab 2, siswa diajak untuk lebih paham lagi dengan teks anekdot dengan menciptakan sendiri teks anekdot dengan tema kebijakan publik, kemudian menyunting teks anekdot yang ada, menginversi anekdot menjadi teks lain sampai pada mengabstraksi anekdot.

2)      Pendukung penyajian
Buku ini juga didukung dengan pendukung penyajian yang dapat memotivasi siswa dalam membaca suatu BTBI .
Pendukung penyajian, meliputi:
a)   Pembangkit motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi berupa uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut juga dituliskan dengan jelas pada bagian pendahuluan.

b)   Contoh-contoh soal dalam tiap bab
contoh-contoh soal dalam BTBI berfungsi untuk membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi bagi pembaca khususnya siswa.  Setiap contoh yang ditulis perlu dilengkapi dengan bukti .
Buku ini menyajikan contoh soal yang membantu pemahaman sisiwa juga dilengkapi dengan bukti



c)   Kata-kata kunci baru pada setiap awal bab
buku teks ini menyajikan kata kunci baru yang terkait dari setiap bab pada awal bab yang  membantu pemahaman serta pemfokusan siswa.
Contoh : pada bab 1 disebutkan kata kunci seperti anekdot, struktur anekdot, kaidah anekdot, evaluasi anekdot, dan analisi anekdot.
d)   Soal latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI diperlukan agar dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep  yang berkaitan dengan materi dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab.

e)   Pengantar
Pengantar pada BTBI juga disuusn dengan sangat baik yang berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran bahasa Indonesia, sistematika buku, cara pengajaran termasuk materi apa saja yang harus diberikan ke peserta didik untuk satuan masa pengajaran  atau satu  semester tertentu,  cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik, yang ditulis pada awal BTBI.

f)   Glosarium
Glosarium yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks untuk memudahkan pencarian kata yang mungkin belum diketahui artinya oleh pembaca. Glosarium sangat penting bagi pembaca (siswa), karena dapat membantu siswa bila menemukan kata-kata yang asing, serta memperkaya pengetahuan siswa akan kosa kata. Dan buku ini juga menyajikan glosarium pada halaman sebelum daftar pustaka.
g)   Daftar indeks(subyek)
Sayangnya buku ini tidak memuat daftar indeks yang seharusnya mampu membantu pembaca dalam mencari informasi dari istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera di belakang istilah.

h)   Daftar pustaka
Kehadiran daftar pustaka dalam setiap buku teks atau buku pelajaran sangat penting. Daftar pustaka ini untuk menunjukkan sumber-sumber rujukkan dari materi-materi yang ada dalam buku teks tersebut. Daftar pustaka disusun dengan format nama pengarang (disusun terbalik), tahun terbit buku, judul buku (dicetak miring), kota terbit, dan nama penerbit, nama serta lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs).
i)    Lampiran
buku ini tidak memuat lampiran apapun. Lampiran biasanya pada BTBI memuat  beberapa daftar sumber bahan yang ada dalam buku yang  dibutuhkan dalam memahami materi yang disajikan dalam buku teks. Lampiran ini bersifat sebagai tambahan, biasanya Lampiran memuat informasi atau bahan pendukung, antara lain data dan program yang diujicobakan dalam buku dan bahan latihan lanjut. Lampiran bisa disimpan dalam CD atau dapat diakses lewat internet.


3)   Penyajian pembelajaran
Penyajian dalam sebuah BTBI untuk SMP dan SMA harus bersifat interaktif dan partisipatif yaitu ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi, misalnya dengan mengajak peserta mencoba latihan dengan membuat suatu teks pidato. Penyajian dalam sebuah BTBI juga berkaitan dengan metode dan pendekatan penyajian yang biasanya diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen, dan pada akhir setiap bab minimum memuat materi/latihan yang dapat dipraktekkan oleh peserta didik.
Penyajian dalam buku ini bersifat interaktif dan partisipatif. Contohnya pada bab 1 halaman 10 disajikan laman unjuk kegiatan. Pada bagian ini siswa benar-benar diajak berperanaktif dalam mencari 3 contoh anekdot kemudian mereka diminta untuk menunjukkan letak kelucuan dari anekdot tersebut.

4)    Koherensi dan keruntutan alur pikir
Koherensi dan keruntutan alur pikir dalam sebuah BTBI berhubungan dengan penyampaian pesan antara sub bab dengan bab lain, antara subbab dengan subbab atau antar alinea, dalam suatu sub bab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sebuah BTBI. Selain itu pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab, subbab, alinea juga mencerminkan kesatuan tema sehingga menumbuhkan keutuhan makna.
Tabel IV. VII
Penilaian secara keseluruhan

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1.       
Teknik penyajian
ü   




5
2.       
Pendukung penyajian

ü   



4
3.       
Penyajian pembelajaran
P




5
4.       
Koherensi dan keruntutan alur pikir

ü   




5
Jumlah
19

Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung, menggunakan rumus:
Jumlah skor                x 100%
(jumlah nilai indikator penilaian)


      =                19                    x 100%
20
                                          = 95 %
Jadi, nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 95 % yang artinya buku ini sangat lay

D.      Kegrafikan
1)      Ukuran format buku
Penggunanan format yang terstandar suatu BTBI, yaitu menggunakan ukuran format buku dengan font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding dengannya untuk jenis font lain, kecuali judul yang disesuaikan dengan kebutuhan.

2)      Desain bagian kulit
Desain kulit BTBI ini  menarik, sederhana dan ilustratrif. Baik dari pemilihan font, dan warna, hanya saja ilustrasinya kurang menggambarkan materi karena ada model siswanya  yang diilustrasikan tidak ada lawan bicara , sementara kawannya yang lain dilustrasikan sedang asyik berbincang-bincang dengan lawan bicaranya. .

3)      Desain bagian isi
Desain isi pada BTBI ini mudah dibaca dan mendukung materi. dilihat dari jenis font, ukuran font, warna font, bentuk paragraf, ilustrasi, dan ilustrasi gambar semuanya mendukung materi dan mudah dipahami.

4)      Kualitas kertas
Kualitas kertas sebuah BTBI ini juga kuat dan berkualitas.  Kertasnya tebal , tidak mudah sobek dan bewarna putih terang.

5)      Kualitas cetakan
Kualitas cetakan BTBI yang baik yaitu kualitas cetakan yang bersih, jelas dan kontras. Baik putih, hitam, maupun warna-warna yang lain. Namun sayangnya kekurangan pada buku ini kualitas warna ilustrasi didalamnya masih hitam putih / tidak bewarna.

6)      Kualitas jilidan
Kualitas penjilidan BTBI ini menggunakan kualitas penjilidan yang baik dan kuat dan tidak mudah rusak (terlipat atau sobek).

Tabel IV. VII
Penilaian secara keseluruhan

No
Indokator Penilaian
Gradasi Penilaian
Skor
SL
L
RR
TL
STL
1
  Ukuran format buku
ü   




5
2
 Desain bagian kulit

ü   



4
3
Desain bagian isi

P




5
4
Kualitaskertas

ü   




5
5
Kualitas cetakan

ü   



4
6
Kualitas jilidan
ü   




5
Jumlah
28

Dari jumlah perhitungan di atas, selanjutnya kita hitung, menggunakan rumus:
Jumlah skor                x 100%
(jumlah nilai indikator penilaian)


      =                28                    x 100%
30
                                          = 93,3 %
Jadi, nilai rata-rata secara keseluruhan  adalah 93, 3 % yang artinya buku ini sangat layak
BAB V
HASIL DAN KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian penelaahan buku teks, pembahasa, dan penilaian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan:
1.      Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merupakan lembaga mandiri, profesional, dan independen yang mengemban misi untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaan standar nasional pendidikan. BSNP mengatur kelayakan buku teks berdasarkan kelayak isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan.
2.      Berdasarkan pembahasan dan penilaian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa buku teks karangan Engkos Kosasih dengan judul “Cerdas Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA” untuk semester pertama lulus uji kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan  berdasarkan teori Badan Standar Nasional Pendidikan dengan predikat sangat layak (92, 975%).

4.2 Saran
Berdasarkan uraian-uraian pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan sedikit saran sebagai berikut:
1.      Mengingat buku teks ini masih belum banyak digunakan di sekolah-sekolah sebagai buku teks (ajar) berdasarkan kurikulum 2013, maka peneliti merekomendasikan buku ini sebagai buku teks yang cocok digunakan di sekolah.
2.      Hasil yang menujukan bahwa buku ini sangat layak (dari segi kelayakan bahasa) untuk digunakan sebagai buku teks kelas X SMA/MA berdasarkan kurikulum 2013. Maka buku ini dapat direkomendasikan sebagai buku teks bahan ajar bahasa Indonesia atau sebagai referensi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.        

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Pembentukan istilah.
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Usman, Husaini, Dr. Prof. dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Khoirawati. 2012 . Tentang Buku Ajar, (online) ,














Identitas penganalisis

rizka.jpgRIZKA PERMATA SARI yang biasa disapa dengan RIZKA adalah anak sulung dari wanita hebat bernama DAHRENI. lahir di lampung, 24 maret 1995. Lulus dari SD N 02 Yukum jaya, melanjutkan ke SMP N 02 Terbanggi Besar,  menyelesaikan SMA nya di SMA N 1 MARTAPURA dan saat ini sedang melanjutkan studi strata-1nya di UNIVERSITAS SRIWIJAYA fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan , jurusan bahasa dan seni program study pendidikan bahasa dan sastra indoneisa angkatan 2013 . Kakak dari Indah dan Rizki ini bisa dihubungi melalui telp 082180005340 atau melalui email permatasaririzka@gmail.com atau follow akun twitternya @RizkaMiraldi. Hobi membaca, menulis dan aktif dibeberapa berorganisasi, wanita ini bercita-cita untuk menjadi menteri pendidikan.










Komentar